Daily and Fantasy

A story from a day-dreamer and a night-thinker

Minggu, 15 Mei 2011

DIBALIK SEBUAH PEROSOTAN

baca ya :D ga gue bikin baku-baku banget kok bahasanya haha, sorry kalo jelek, enjoy (Y) semoga bisa jadi pelajaran, cerita ini gue buat di note fb gue.

DIBALIK SEBUAH PEROSOTAN

waktu itu, aku sedang duduk di mcd sebuah mall bernama graha cijantung, sendiri menunggu waktu, sebenarnya waktu tidak ditunggu, waktulah yang menunggu. karna suatu saat akan datang waktu baginya untuk pergi.



dari kejauhan, anak-anak kecil yang sedang merayakan ulang tahun seseorang itu menyanyi-nyanyi bersama, berkumpul di suatu area yang dijadikan tempat perayaan, mereka bisa senang tertawa hanya karna itu semua, nyanyian, hadiah, ya, mereka anak kecil.



aku hanya senyum-senyum, tingkah anak kecil selalu lucu, aku duduk di pojok, dekat kaca yang terlatak di dinding ruangan itu, aku bisa melihat orang2 berlalu lalang, itu lah kegemaranku.



tiba-tiba terlihat anak2 itu, mereka berlari ke dekatku, tanpa kusadari disebelah yang berjarak sekitar 3 meter dari tempatku duduk, terlihatlah sebuah perosotan. anak-anak itu sampai di tempat perosotan itu



lagi-lagi tingkah mereka membuatku tersenyum, mereka berteriak kegirangan, berebutan untuk bermain di perosotan itu, seorang anak meluncur, ia senang sekali, ia menaiki lagi tangga perosotan itu dengan cepat, lalu ia turun lagi kebawah dengan perosotan itu, begitupun yang lain, hanya dengan meluncur dari ketinggian yg kira-kira 2 meter itu mereka bisa menjadi gila, seolah perosotan itu menjadi candu.



"anak kecil memang konyol ya, ada-ada saja sampai segitunya hanya karna sebuah perosotan yg pendek"



disini lah saat dimana tiba-tiba perosotan itu seakan semakin memanggil namaku...
ku tengok masa lalu ku sambil kuterawang perosotan itu, kubayangkan diriku yang meluncurinya, seketika muncul bayangan sang ibu, yang menemaniku berluncur di perosotan itu.


tiba-tiba timbul pertanyaan "bukankah aku pernah menjadi anak-anak itu dulu? dan akupun juga tergila-gila dengan perosotan itu"





aku mengatakan itu hal yang "konyol" sebelumnya, jika kita berpikir, mungkin sama, tapi apa kita sadar?



dulu aku senang sekali setiap melihat ada perosotan, sama seperti anak-anak itu, sebuah perosotan itu seakan penghibur yang paling sempurna, aku bisa tertawa dan puas hanya dengan menuruninya



sekarang, aku baru saja mengatakan itu hal konyol



dulu aku bisa begitu senang karenanya, tetapi sekarang aku tinggalkan dia dan berkata seperti itu.



disini aku menyadari, "betapa mudah sesuatu yang dulu pernah membuat kita tertawa dan tersenyum dilupakan"...



betapa hinanya saat aku menyadari hal itu, terima kasih pun tak pernah ku ucapkan, tak pernah, perosotan itu menghiburku dulu, amat banyak, sekarang aku melupakannya, sepertinya ini hampir menjadi sifat semua manusia, "tida tahu terima kasih"..



aku merenung, aku juga pernah berusaha membuat seorang wanita tertawa, berusaha membuat ia tersenyum, akhirnya ia tersenyum, begitu pula aku. tapi walaupun itu sudah kulakukan, semudah itu aku ditinggalkan, bahkan dilupakan.



perosotan itu sudah aku tinggalkan, lupakan, bahkan aku mengatakan "konyol" untuknya



aku merasakan sakit saat wanita itu pergi tanpa tau aku yang sudah pernah membuatnya tersenyum.



sesakit apakah perosotan itu yang sudah aku, dan mungkin orang-orang lain lupakan.



mungkin orang memang menjadi dewasa, sudah tak pantas ada di perosotan itu, tapi pantaskah mengatakan hal seperti "konyol" atau mungkin sebagainya kepada seseorang yang sudah membuat kita sangat senang?



kedua, apakah kita pernah mencoba mengerti bagaimana sedihnya perosotan itu?



ini bukan soal kita bermain perosotan tau tidak, kembali lagi, ini adalah soal "betapa mudahnya hal yang dulu pernah membuat kita tertawa kita lupakan".



tanpa perosotan itu, aku juga tak mungkin menyadari kesalahan manusia ini, tulisan ini juga bukan dariku, ini semua mungkin apa yang sudah perosotan itu sampaikan padaku.



mungkin ia sudah terlalu lelah untuk tidak dihargai...



semoga ini menjadi pelajaran buat kita, ingatlah saat kita tersenyum karena sesuatu, dan semudah itu kita melupakan sesuatu itu, kuyakin pasti kita semua pernah..



aku hanya bisa berkata dalam hati pada anak-anak yang masih bermain itu, "ingatlah hari ini jika kalian dewasa nanti, anak-anak"







SELESAI

1 komentar: